LGpdNGR8MGVaMaNaMWVaMWR8yTUfATofA6QkyaV=

JUARA 3 LOMBA MENULIS CERPEN

BLANTERLANDINGv101
990125513733413425

JUARA 3 LOMBA MENULIS CERPEN

Thursday, June 9, 2022

Tak seperti biasanya, hari ini Sang surya terlihat malu untuk menampakkan keperkasaan nya, mungkin karena awannya yang sedikit bergelombol dan akhirnya suasana pun menjadi sejuk namun tenang. " 

Assalamu'alaikum, aku pulang..”(suaraku yang lirih sambil membuka pintu tua itu dengan perlahan) " 

Waalaikumsalam, kamu sudah pulang ya...sekarang kamu ganti baju dulu, setelah itu makan, kalau sudah jangan lupa angkat jemuran tadi pagi dulu ya sebelum tidur, soalnya nya udah mau hujan” 

ibuku yang sedang duduk di tempat beliau mencari nafkah yang hanya disinari dari bohlam lampu yang redup akhirnya meletakkan kacamata tuanya itu bersanding dengan alat pengukur baju, yang menandakan beliau telah selesai 

 “hehehe siap 86”(sambil berjalan menghampiri beliau lalu mencium tangannya) 

 “Kreeekkkk..” Itu lah suara pintu kamar ku yang selalu bernyanyi saat ada orang yang membukannya. Kemudian aku pun berjalan dan perlahan mengeluarkan secarik kertas dari tasku dan berkata dihatiku… 

”Hasil tesku pun keluar juga akhirnya...tapi bagaimana aku bilang ke keluargaku ya soal ini?!” 

Sambil memegang kertas itu pun aku berfikir bagaimana cara agar ibukku nanti tidak terkejut akan hasil dari pemeriksaan ku kemarin, kemudian aku pun segera mengganti baju dan menjalankan tugas yang telah ibu berikan padaku. 

 “Nak, kamu masih belajar ya...udah malem lho ayo tidur, besok lagi belajar nya,kan besok kamu sekolah kan”(sambil mengelus kepalaku dengan lembut) 

 ”iya buk, tapi untuk malam ini kayanya aku harus belajar agak larut malam bu, soalnya 2 hari lagi kan aku ikut lomba olimpiade ekonomi buk, jadinya Rara harus memperkuat iktiar, supaya hasilnya nanti juga memuaskan.....doa in aku ya buk”(sambil menoleh ke ibukku dan tersenyum kepadanya) 

 Dengan balasan senyumannya yang manis itu, ibukku berkata “semoga apa yang menjadi harapan dan cita-citamu dikabulkan oleh Allah ya nak, ayah dan ibuk akan selalu mendukungmu” 

Lalu ibuk pergi meninggalkan aku sendirian di kamar dan aku pun melanjutkan belajar ku hingga jam 23.00 malam, walaupun udah ngantuk berat tapi karena aku ingin tetap rajin belajar dengan harapan setelah lulus SMA tahun ini aku mau melanjutkan kuliahku di Universitas Airlangga jurusan Psikolog dan mengingat aku juga mau lomba membuat cerpen di hari ulang tahun Ibu Kartini yang di adain oleh salah satu kementrian yang berskala nasional, dan masih ada lagi lomba Olimpiade Ekonomi yang baru aku ikuti tahun ini, maka dari itu aku harus tetap semangat. Oh iya kalian belum kenalan ya sama aku, maaf ya aku crewet dari tadi hehe... Kenalin aku Nadhira Cantika, biasanya temen-temen aku manggil dengan sebutan Rara dan sekarang aku duduk di kelas 12 IPS 3 di SMAN 1 MAWAR.

 “Tik... Tik.. Tik...” 

Aku pun menoleh pada jam yang sedang berdetik dengan suaranya yang nyaring menunjukkan pukul 21.30 malam. “kok aku ngantuk banget sih, apa aku ganti nulis cerpen aja ya?! Tapi kan aku bentar lagi mau ujian dan ikut lomba.. terus gimana nih,tapi takutnya nanti kalau aku engga bisa juara pasti teman pada ngejek aku dan engga mau temenan sama aku ” isi kepalaku setiap malam ketika baru mengerjakan suatu hal, lebih kearah overthingking rutinan sih jadi selalu ada aja yang aku ributkan didala kepalaku. Setelah itu… 

“ terus aku harus apa...harus apa..aku bingung..aku bingung..ayah ibu tolongin Rara...” 

“Rara, ayah dan ibu akan selalu bersama mu nak, bangkitlah nak...” 

“ibu ayah.. Rara sayang kalian... Ibu ayah...”

 “nak bangung, ini sudah pagi” 

Aku pun mendengar suara itu dari arah yang berbeda, kemudian aku membuka kedua mataku yang masih terlihat sedikit sayup secara perlahan melihat kearah suara itu berasal 

“oh onti, aku kok bisa disini? Apa kemarin aku ketiduran di tempat belajar ku lagi ti? ” 

“iya nak, kelihatan nya kamu ngatuk sekali tadi malam, jadi onti enggak berani bangunin kamu.. 

yaudah sekarang kamu bangung terus ke kamar mandi buat ambil wudhu, kita sholat subuh bareng ya.. ” kata onti ku. Kemudian aku bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk sholat subuh bersama onti ku. Oh iya, mungkin kalian bingung siapa sih orang yang aku panggil dengan nama onti..? jadi onti itu adalah nama panggilan yang aku ucapkan untuk memanggil nenek kesayangan ku, karena memang dari kecil aku terbiasa memanggilnya nenekku dengan sebutan onti. 

 “onti, ibuk kok enggak keliatan dan ayah juga mana? ” tanyaku sambil sarapan pagi dengan ontiku sebelum aku berangkat ke sekolah.“ibumu tadi ke pasar pagi-pagi sekali sedang ayahmu udah pergi kerja duluan tadi” ucapnya dengan suara lirih sambil mengelus kepala ku. 

 Aku pun melanjutkan kegiatan ku yaitu pergi sekolah. Jaraknya yang tidak terlalu jauh memberikan kemudahan kepadaku untuk berolahraga jalan kaki setiap harinya. Ketika di jalan tiba-tiba aku melihat ibuku yang berjalan sembari membawa tas rajut yang biasa ia bawa ketika pergi ke pasar. Beliau berdiri di tepi jalan yang bersebrangan dengan arah aku berangkat sekolah, kemudian aku melambaikan tanganku sembari berkata “ ibuk, aku berangkat sekolah ya.. ” namun anehnya ibukku hanya tersenyum tipis,sedikit pucat dan tatapannya yang kosong terlihat tidak seperti biasanya namun aku menghiraukan nya, mungkin karena cuaca yang dingin pagi ini menyebabkan beliau sedikit pucat dan mungkin saja ada banyak hal yang difikirkan oleh ibuku sehingga menyebabkan beliau melamun seketika. 

Dari arah yang sama ada bu Yanti yang sedang duduk di depan teras rumahnya . 

Dengan tatapan yang sedikit aneh dari bu Yanti,aku pun heran dan berkata lirih di hatiku “ Bu Yanti kenapa ya..? Setiap aku menyapa ibukku, beliau selalu memerhatikan ku dengan tatapannya yang terlihat seperti ora kebingungan, mending aku sapa aja lah” 

“Monggo bu Yanti” sambil aku tersenyum dan sedikit menundukkan kepala kearah beliau 

“ iya nak.. ” jawab beliau sambil sedikit keheranan terhadapku. 

Namun setelah itu aku pun melanjutkan perjalanan ku menuju ke sekolah. 

“ ting….ting….ting… “ (bunyi nyaring dari lonceng yang ada disekolahku) 

“ diharapkan semua siswa yang baru saja sampai segera menuju ke kelas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan dimulai 5 menit lagi, terima kasih” kata guru penjaga ruang piket. Akupun sesegera mungkin masuk ke kelas dan tak sengaja berpapasan dengan seorang perempuan yang aku tahu siapa dia, namun ketika aku mau menyapanya ternyata ia sudah berjalan jauh dari arah berjalanku, siapa lagi kalau bukan kak Briliant yang terkenal anggun namun juga memiliki kepribadian yang baik dan terkenal sebagai anak yang cerdas dari kelas 12 IPA 2, akan tetapi baru kali ini dia tidak menyapaku ketika bertemu, biasanya dia selalu menyapa terlebih dahulu, dan akhirnya aku mencoba menyapanya duluan, “ kak Briliant….” Ucapku sambil menoleh ke arahnya kemudian dia menoleh dengan tatapan kosong, wajah yang sedikit pucat lalu dibarengi senyuman tipisnya dan pergi begitu saja. Aku heran sih kenapa dia berbeda tapi ya sudahlah, akupun berjalan menuju kelasku yang bersebelahan dengan lorong A dan lamunanku pun pecah ketika mendengar suara yang tak asing bagiku yang berjalan kearah tempat aku duduk “ Rara pujaan hatiku…dari sabrang kidul….” Ucapnya dengan suara yang cempreng. “ 

apaan sih Ca, kamu ngagetin aku lho, jangan teria-teriak dong” kataku pada sahabat terbaikku namanya Calista Amanda, memang dia sedikit crewet dan suka melontarkan kata-kata yang tak pernah luput dari bahasa kiasan, kadang risih sih tapi hanya dia yang tahu tentang persaanku selama ini karena kami berteman sejak duduk di sekolah dasar. 

“ kamu dicari bu Sinta tu, katanya nanti kamu harus ke ruang BK lagi ” kata Ica sambil menarik kursi dan kemudian duduk di sampingku 

“ selalu sih, jam istirahat nanti kan?” ucapku sambil menghela nafas secara perlahan dan menatap wajah ceria dari sahabatku itu

 “ okay, eh iya kamu udah denger belum berita tentang kak Briliant kemarin?”

 “ kak Briliant?? Emang ada apa dengan dia ?? aku tadi barusan ketemu dia di depan, tapi kok ada yang aneh gitu dengan sikapnya, menurutmu kenapa ya?” ucapku “ kok bisa kamu bertemu dia?., kak Briliant itu lho kemarin malam baru dikabarkan kecelakaan dan dia….”

 “ assalamu'alaikum anak-anak” ucap bu Tika dari depan pintu kelasku “ eh bu Tika udah datang tuh, nanti aja ya disambung lagi, soalnya waktunya pelajaran Geografi, kan pelajarannya menurutku sulit banget kaya memahami apa kata semesta tentang takdirku yang tak kunjung ku mengerti arahnya nanti xixix… jadi aku mau fokus dulu ya..” ucap Ica sambil bercanda …. 

“ ting…ting…ting….” Bel berbunyi yang menandakan istirahat setelah bernama jam mengikuti pembelajaran di kelas 

Sesuai jam yang telah ditentukan, aku pun mendatangi bu Sinta untu berkonsultasi di ruang BK. 

 “ Ca, kamu ikut ngga? Ke ruang BK” 

“ Enggak dulu deh Ra, soalnya aku mau beli makanan di kantin sembari mendatangi pujaan hatiku hahaha ” ucap Ica sambil ketawa kegirangan 

Kemudian aku melanjutkan perjalanan ku ke ruang BK. Sesampainya di sana terlihat sunyi dan hening ketika aku memasuki ruangan bu Sinta, kemudian aku terkejut ketika bu Sinta dari belakang menyapaku dan berkata

“ Rara sudah datang ya…duduk aja nak, ibu mau nyalain lampu dulu ya “ ucap bu Sinta “ iya bu” kemudian aku duduk dan diikuti oleh bu Sinta yang telah menyalakan lampunya setelah itu beliau tersenyum kepadaku dan berkata 

“ nak, kamu sudah bilang ke nenekmu soal hasil test kemarin? ” ucap bu Sinta sambil menatapku dengan serius 

“ saya tidak berani bu untuk bilang ke nenek saya, saya tahu pasti nenek saya akan sedih jika tahu bahwa cucu satu-satunya memiliki ganggaun mental bu” ucapku Ya benar, kertas yang aku keluarkan kemarin adalah kertas yang berisikan hasil pemeriksaan ku bersama bu Sinta yang mendatangi Psikolog tempo hari yang lalu, dan faktanya adalah aku didiagnosa mengalami gangguan mental Skizofrenia yang sudah lama dan hampir memburuk karena tidak segera di tangani oleh Psikolog dari dulu. Oh iya, penderita skizofrenia dapat mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Jadi sebenarnya bu Yanti yang heran kepada ku karena aku memanggil ibuku karena ibuku sudah meninggal sejak aku duduk di kelas 11 semester ganjil. Ketika itu Ibu, aku, dan ayah yang mengalami kecelakaan ketika perjalanan pulang sehabis bersilaturahmi ke rumah bibi yang ada di Malang, dimana pada tragedi itu hanya aku yang terselamatkan sedangkan kedua orang tuaku tidak. hal ini masih membekas kuat di hati dan fikiranku dalam wujud trauma akan insiden itu. Dan soal kak Brilliant...sebenarnya dia tidak tertolong nyawanya setelah tragedi kecelakaan kemarin malam. Aku sebenarnya tidak sanggup membayangkan akan kehilangan mereka yang berarti bagi hidupku. 

Ibu dan ayahku yang aku jadikan alasan tetap berjuang hingga hari ini, ternyata telah pergi. Dan kak Brilliant yang selalu mendukung ku dan memberikan aku semangat. ketika aku merasa sedih dan kadang hampir putus asa sehingga sudah aku anggap sebagai saudara kandungku sendiri, namun ia pun juga pergi dengan cepat. Apalagi banyak sekali kegiatan yang harus aku ikuti di kelas 12 ini, yang menyebabkan Skizofrenia kambuh lagi karena strees. 

 “ nak, kalau kamu tidak membicarakan hal ini kepada nenekmu, resiko gangguan mentalmu akan semakin parah itu memiliki peluang lebih besar, karena kamu tidak mau terbuka terhadap keluargamu, percaya lah kamu pasti bisa nak melalui cobaan ini..” ucap bu Sinta dengan penuh keyakinan 

“ bu, apakah saya bisa menjadi seorang psikolog walaupun saya sendiri juga memiliki gangguan mental?., apakah saya masih pantas untuk berjuang demi masa depan saya walaupun saya memiliki kekurangan yang banyak?” ucapku dengan rasa sedih yang tak terbendung di hati kecilku.

 “ nak, setiap orang berhak untuk sukses dimasa mendatang, setiap orang pasti punya kekurangan, namun untuk orang yang cerdas, kekurangan bukanlah suatu hal yang menjadikan ia semakin lemah dan putus asa, namun karena kekurangan itu lah mereka berusaha untuk terus memperbaiki diri dengan meningkatkan kualitas pada diri mereka, sehingga kekurangan yang mereka miliki itu bisa di tutupi dengan kualitas diri yang baik. Ingat nak, Ibu Kartini dulu juga memiliki keterbatasan dalam menggapai cita-cita beliau pada awalnya, namun dengan tekad beliau yang kuat, akhirnya pun terwujud dan beliau menegaskan tentang persamaan derajad untuk semua orang yang memberikan pemahan kepada kita bahwa semua orang itu sama, namun yang membuat mereka berbeda dalah tekad dan usahnya untu tidak mudah patang menyerah. Sedangkan untuk orang yang telah pergi dari kehidupanmu, maka lebih baik ikhlaskan saja nak, karena mereka yan telah berpulang ke Allah maka tidak akan bisa kembali, jika kamu terus menganngap mereka ada karena kamu belum terima dengan kehendak Allah, hal ini akan memperburuk keadaanmu nak.. ingat nak, setiap yang benyawa itu akan mati, dan hanya kepada Allah lah kita semua akan kembali..”ucap bu Sinta 

Kata- kata dari bu Sinta tersebut membuatku tersadar dan juga terispirasiku supaya terus semangat dan tidak mudah menyerah karena satu kekurangan dan aku yakin aku bisa melaluinya. Kata- kata itu membekas dihatiku yang memberikan dorongan tersendiri untuk aku berani melawan rasa takutku dengan aku mulai terbuka dengan nenekku terkait permasalah yang aku alami, dan ternyata gambaranku selama ini akan kekecewaan nenek ketika aku memberitahunya tentang penyakit yang aku alami itu salah, malah nenekku mendukungku agar selalu semangat dalam menjalani kehidupan ini meskipun tanpa ibuk dan ayah di sampingku serta nenekku juga berusaha mengurangi dampak berlebih dari penyakitku itu walaupun kenyataannya aku tidak akan bisa sembuh darinya dengan kasih sayanya yang memberikan kehangatan pada raga yang dingin ini. 

Kemudian ketika aku juara perlombaan Olimpiade Ekonomi dan lomba membuat cerpen pun, teman-temanku ikut senang atas pencapaian ku itu, namun saat aku dinyatakan tidak lolos seleksi SNMPTN ketika mau masuk ke UNAIR, teman- temanku malah mendukungku untuk terus semangat dan memotivasiku agar mau belajar lagi untuk seleksi SBMPTN yang akan datang. Semua ketakutan yang aku banyangkan dan rasa ketidak ikhlasanku kehilangan orang-orang yang aku cintaipun sekarang mulai hilang baik kehilangan ayah, ibu, dan tema-teman dekatku, serta aku pun mampu berdamai dengan segala kekurangan yang ada di dalam diriku ini. 

Dimana penyakit gangguan jiwaku yaitu Skizofrenia perlahan mulai jarang kambuh lagi. Setelah sekian musim berganti… mengaitkan cerita yang tak pernah kau amati… bak sundulan Benzema… sekuat itu paku menancap direlung hatiku…yang laranya kubawa berlari hingga mendarah daging di dalam jiwaku dan hari ini aku bisa merasakan buah hasil dari kesabaran, pantang menyerah dan tawakal ku kepada Allah memberikan kehidupanku jauh lebih baik, dimana aku pun berhasil menjadi seorang Psikolog dan banyak membatu orang yang pernah mengalami langsung gangguan mental yang akhirnya sembuh. Aku memberikan dorongan terhadap mereka agar mau berjuang di dalam hidupnya walaupun memiliki keterbatasan yang bersifat nyata, melalui edukasi yang aku adakan secara gratis setiap minggunya untuk berbagi informasi tentang kesehatan mental yangtidak boleh diremehkan. Dan aku juga telah menerbitkan banyak buku dan salah satunya adalah AKU DAN LARA yang menceritakan perjalanan ku untuk tetap berjuang didalam kehidupanku dari titik terendah hingga akhirnya mencapai ke titip terindah dalam cerita hidupku dengan keterbatasan yang aku miliki. 

Motivasi versiku sendiri adalah. “Seseorang yang cerdas tidak akan berhenti untuk melangkah kedepan meskipun memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan dalam hidupnya, tujuan yang mulia dan semangat yang membara pasti akan membawanya dalam mengapai cita-citanya, terkadang memberontak terhadap kenyataan agar tidak terjebak pada perspektif yang salah adalah cara terbaik untuk hidup yang lebih baik di masa mendatang .” Seperti ibu Kartini yang telah berjasa bagi seluruh wanita di Indonesia dari masa ke masa,mampu mengubah perspektif dunia tentang kedudukan wanita yang berhak dihargai dan diperjuangkan derajatnya. Wanita berhak untuk mendapatkan impiannya, mereka pantas diapresia dan pantas diakui kehebatannya. 

Umtuk aku, kamu dan kita para wanita, kita tidak perlu sempurna untuk mengharapkan cinta dari orang lain, mencintai diri sendiri itu jauh lebih baik karena tidak semua orang bisa mencintai diri mereka sendiri, kesehatan mentalmu itu berarti bagiku dan bagi generasi penerus bangsa, muliakanlah dirimu sendiri sebelum kamu memuliakan pasanganmu kelak. Trimakasih ibuku tersayang R.A Kartini^^ 


 DEWI ISATUL ISHLAHIYATI ZAMANIYAH kelas XI Keagamaan 2 
Juara 3 Lomba menulis CERPEN pada peringatan Hari Kartini 2022 MAN 1 Blitar
BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang