Di dalam kehidupan ini, berita adalah salah satu hal yang tak kalah penting di bandingkan dengan yang lain. Apalagi dengan berkembangnya teknologi dan informasi yang semakin pesat, berita dapat tersebar dalam waktu sekejap. Jika dilihat dari waktu tersebarnya berita, zaman dahulu tentu lebih lama dan harus menunggu berhari-hari bahkan tahun untuk mengetahui berita yang tengah terjadi saat ini. Namun seiring dengan berkembangnya zaman teknologi terus mengalami kemajuan dari waktu ke waktu.
Media sosial adalah salah satu wujud dari perkembangan terknologi yang berkembang saat ini. Berbicara tentang media sosial pasti tidak jauh dari kalangan anak muda, yang seolah-olah mewajibkan mereka untuk memilikinya. Tentunya media sosial memiliki manfaat tersendiri, salah satunya adalah mempermudah komunikasi, berbisnis dan bahkan untuk belajar.
Namun, selain memiliki banyak manfaat media sosial juga memiliki dampak buruk bagi penggunanya, salah satunya adalah berita bohong (hoax). Semakin maraknya berita bohong ataupun konten yang kurang bermanfaat merupakan salah satu tantangan yang harus di hadapi oleh para penguna media sosial. Bijaksana dalam menyikapi informasi adalah salah satu cara mencegah tersebarnya berita palsu di kalangan masyarakat.
Mari kita ulas cara membedakan berita asli dan berita palsu:
Berita palsu biasanya lebih bersifat mengajak, memberikan janji, dan kadang diselipkan opini. Hoax tidak dapat dilakukan verifikasi dengan sumber terpercaya. Sedangkan berita asli umumnya dapat di verifikasi terhadap sumber yang terpercaya.
Sebagai kalangan muda kita perlu lebih teliti dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai media sosial dapat menjerumuskan kita kedalam hal yang tidak kita inginkan. Seperti halnya jangan pernah coba-coba untuk mempublis hal yang bersifat sangat pribadi (privasi), jangan bercurhat di media sosial, karena itu tidak akan meringankan beban justru malah akan menambah masalah, dan masih banyak lagi.
Mulai sekarang mari kita gunakan media sosial dengan bijak, manfaatkan fitur-fitur yang positif, dan mari kita berantas berita palsu yang meresahkan masyarakat.
(Denok Safira Maharani XI MIPA 4)
Source: